Senin, 24 Februari 2020

Contoh Makalah Ketrampilan Dalam Menulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
  Menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan semenjak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal mencar ilmu menulis dijenjang berikutnya. Oleh lantaran itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar perlu menerima perhatian yang optimal sehingga sanggup memenuhi sasaran kemampuan menulis yang diharapkan. Agar siswa mempunyai pemahaman dan keterampilan menulis, dibutuhkan suatu perencanaan pembelajaran menulis yang tepat dan berkala dengan taktik pembelajaran yang efektif.



B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan menulis ?
2. Apa sajakah tahapan-tahapan dalam keterampilan menulis ?
3. Mengapa keterampilan menulis itu penting ?
4. Apa saja yang keterampilan menulis yang diajarkan di SD/MI ?
5. Apa saja metode metode menulis di SD/MI ?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Menulis
Menulis yaitu menurunkan atau melukiskan lambang – lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain sanggup membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan citra grafik itu (Lado, 1964). Gambaran atau lukisan mungkin sanggup memberikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bab dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Menulis merupakan suatu proses. Pertama, menulis merupakan proses berfikir, kegiatan menulis merupakan kegiatan berfikir (Murray dalam Cleary & Linn, 199:337), melalui kegiatan menulis, penulis sanggup mengkomunikasikan pikirannya, dan melalui kegiatan berfikir, penulis sanggup meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Kedua, menulis merupakan proses yang dialami. Tanpa mengalami (malalui pembelajaran ) tidaklah mungkin seseorang sanggup menulis, alasannya yaitu menulus merupakan kemampuan yang berupa keterampilan, dan keterampilan itu harus dialami. Siswa membutuhkan pengalaman yang konsisten. Pada bab ini, Murray juga menyampaikan bahwa menulis harus dipelajari bukan diajarkan. Oleh lantaran itu, siswa harus mengalaminya langsung. Melalui kegiatan pembelajaran menulis dengan impian mereka akan mempunyai keterampilan menulis secara nyata sesuai dengan perkembangan dan harapannya.
Ketiga, menulis juga merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh penulis untuk memberikan gagasan, pesan, isu melalui media dan kata-kata/bahasa tulis kepada pihak lain. Sebagaiman bentuk komunikasi verbal, menulis melibatkan penulis sebagai penyampai pesan atau isi tulisan, jalan masuk atau medium tulisan, dan pembaca memakai pola pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan.
Keempat, dari segi linguistik, menulis yaitu suatu proses penyandaian (econding). Menulis yaitu suatu keterampilan kognitif (memahami, mengetahui, mempersepsi) yang kompleks, yang menghendaki suatu taktik yang tepat, keterampilan intelektual, isu verbal, maupun motivasi yang tepat (Gagne & Briggs, 1979). Menulis yaitu suatu proses menyusun, mencatat dan mengkomunikasikan makna dan tataran bendaganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan memakai suatu sistem tanda konvensional yang sanggup dilihat/dibaca. Tulisan atau karangan yaitu suatu medium yang penting bagi ekspresi bahasa, dan menemukan makna.
Ragam goresan pena sanggup didasrkn pada isi goresan pena mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian, dan tata sajian tulisan. Berdasarkan hal tersebut, ragam goresan pena sanggup dibedakan menjadi empat, yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi dan narasi.
B. Tahapan-tahapan dalam Keterampilan Menulis
Tahap-tahap menulis, Donald  Murray  menulis  sebuah  deskripsi  tentang  proses menulis  yang  dideskripnya  membangkitkan  semangat  menulis  siswa di  sekolah.  Menulis  diberikan  sebuah  proses  berfikir  yang  terus menerus,  proses  eksperimentasi,  dan  proses  review.  Ada  tiga  tahap aktivitas  menulis  menurut  (dalam  Temple,  1988)  dikutip  dari  Novi Resmini (2006: 231):
a.  Tahap Perencanaan
b.  Tahap Penyusunan Konsep
c.  Tahap Perbaikan
Lima tahap yang diidentifikasi melaui serangkaian penelitian berdasarkan Novi Resmini (2006: 230) :
a.  Pramenulis (prewriting) Pada  tahap  pramenulis,  pembelajar  melakukan  kegiatan  sebagai berikut:  (1)  memilih  topik,  (2)  menentukan  tujuan  menulis,  (3) mengidentifikasi  pikiran-pikiran  yang  berkaitan  dengan  topik serta  merencanakan  pengorganisasiannya,  (4)  memilih  bentuk karangan  yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan  yang telah ditentukan.
b.  Penyusunan draf tulisan(drafting) Kegiatan  yang dilakukan oleh pembelajar pada tahap  ini  adalah: (a) menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam draft kasar, (b) serta lebih menekankan isi daripada tatatulisnya.
c.  Perbaikan (revising) Beberapa  aktivitas  dalam  tahap  merevisi,  yaitu:  (1)  menambah informasi,  (2)  mempertajam  perumusan,  (3)  mengubah  urutan pikiran,  (4)  membuang  informasi  yang  tidak  relevan,  (5) menggabungkan pikiran-pikiran, dan sebagainya.
d.  Penyuntingan (editing) Tahap  editing  meliputi  hal-hal  sebagai  berikut:  (1)  membaca seluruh tulisan, (2)  memperbaiki pilihan kata  yang kurang tepat, (3) memperbaiki salah ketik, (4) memperbaiki teknik penomoran, dan (5) memperbaiki ejaan dan tanda baca.
e.  Pemublikasian (publishing) Tahap publikasi yaitu tahap terakhir dalam menulis.  Pada tahap ini, pembelajar: (1) mempublikasikan tulisannya melalui aneka macam kemungkinan,  misalnya  mengirimkan  kepada  penerbit,  redaksi majalah,  dan  sebagainya,  (2)  berbagi  tulisan  yang  dihasilkan dengan pembaca yang lain.
C. Pentingnya  Ketrampilan Menulis
Menulis merupakan keterampilan yang penting untuk dikuasai oleh seorang siswa lantaran keterampilan ini merupakan salah satu faktor keberhasilan siswa dalam menuntaskan tugas-tugasnya. Namun tidak sedikit siswa yang menganggap penguasaan keterampilan ini lebih sulit dibandingkan dengan penguasaan keterampilan berbahasa lainnya. Benar tidaknya anggapan tersebut, kita sanggup mengeceknya di lapangan. Tentu saja kesulitan itu tidak hanya menghinggapi kalangan siswa, tetapi juga kalangan masyarakat pada umumnya. Selain itu ada banyak manfaat atau kegunaan menulis diantaranya yaitu :
1. Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
2. Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3. Sebuah karangan pada hakikatnya berafiliasi bahasa dan kehidupan.
Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan pengorganisasian. Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.

D. Ketrampilan Menulis  Yang Diajarkan  Di Tingkat Dasar
Berdasarkan jenjang kelas di SD pembelajaran menulis dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Pembelajaran menulis permulaan
Kegiatan ini biasa disebut dengan hand writing, yaitu cara merealisasikan simbol- simbol suara dan cara menulisnya dengan baik dan benar. Tingkatan ini terkait dengan taktik atau cara mewujudkan simbol-simbol suara bahasa menjadi huruf- huruf yang sanggup dikenali secara konkret.
Tujuan menulis permulaan yaitu biar siswa sanggup menulis kata-kata dan kalimat sederhana dengan tepat. Pada menulis permulaan siswa diharapkan untuk sanggup memproduksi goresan pena sanggup dimulai dengan goresan pena eja. Contoh goresan pena e,d,f,k,j dan sanggup berupa suku kata menyerupai su-ka, ma-ta, ha-rus, lu-ka serta dalam bentuk kalimat sederhana. Seperti halnya membaca permulaan, menulis permulaan juga sanggup memakai metode-metode menyerupai metode abjad, metode suku kata, metode global dan metode SAS. Pembelajaran permulaan ini terjadi pada kelas rendah yaitu kelas I dan kelas II.
Ruang lingkup pembelajaran menulis di kelas rendah antara lain sebagai berikut :
·         Kelas I ( satu )
Menulis permulaan di kelas I ini memakai huruf-huruf kecil, tujuannya siswa sanggup memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, materi pelajaran menulis permulaan dikelas I SD disajikan secara sedikit demi sedikit dengan memakai pendekatan huruf, suku kata, kata-kata atau kalimat.
·         Kelas II ( dua )
Menulis permulaan di kelas II ini memakai huruf – huruf besar pada pada awal kalimat dan penggunaan tanda baca, tujuannya siswa memahami cara menulis permulaan dengan ejaan yang benar dan mengkomunikasikan ide/pesan secara tertulis, untuk memperkenalkan cara menulis huruf besar di kelas II SD mempergunakan pendekatan spiral maksudnya huruf demi huruf diperkenalkan secara berangsur-angsur hingga pada kesannya semua huruf dikuasai oleh para siswa.
2. Pembelajaran menulis lanjutan ( pemahaman )
Pembelajaran menulis ini terdapat dikelas III, IV, V, VI. Tujuan menulis lanjut yaitu biar siswa bisa menuangkan pikiran dan perasaannya dengan bahasa tulis secara teratur dan teliti. Yang membedakan menulis permulaan dengan menulis lanjut yaitu adanya kemampuan untuk mengembangkan bagan yang ada yang telah diperoleh sebelumnya untuk lebih mengembangkan hal-hal yang akan ditulis.
Teknik dan Model Pembelajaran Menulis Cerita berdasarkan butir-butir pembelajaran menulis di kelas tinggi (kelas 3-6) SD terdapat ragam teknik pembelajaran menulis. Teknik pembelajaran menulis dikelompokkan menjadi dua, yakni menulis dongeng dan menulis untuk keperluan sehari-hari.
Menulis dongeng Teknik ini terdiri atas 6 macam, yaitu:
a. Menyusun kalimat.
Teknik menyusun dongeng sanggup dilakukan dengan: menjawab pertanyaan, melengkapi kalimat memperbaiki susunan kalimat, memperluas kalimat, subtitusi, transfomtasi dan menciptakan kalimat.
b. Teknik memperkenalkan dongeng Meliputi : baca dan tulis, simak dan tulis
c. Meniru model
d. Menyusun paragaf
e. Menceritakan kembali
f. Membuat..

E. Metode Pembelajaran Menulis
1. Metode langsung
Metode pengajaran eksklusif dirancang secara khusus untuk mengembangkan mencar ilmu siswa wacana pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan sanggup dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode langsung, terdapat lima fase yang penting: fase persiapan dan motivasi, fase demonstrasi, fase pembimbingan, fase pengecekan, dan fase pembinaan lanjutan.  Sebagai contoh: guru memberikan gambar banjir yang melanda suatu sebuah desa atau melihat eksklusif kejadian banjir di sebuah desa.  Dari gambar tersebut, siswa sanggup menciptakan goresan pena secara runtut dan logis berdasarkan gambar.
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunkatif harus meliputi semua keterampilan berbahasa.  Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikasikan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir.  Sebagai contoh: metode komunikatif sanggup dilakukan dengan teknik menulis dialog.  Siswa menulis obrolan wacana yang mereka lakukan dalam sebuah aktivitas.  Kegiatan ini sanggup dilaksanakan perseorangan ataupun kelompok.
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.  Integrtif terbagi menjadi dua bagian: interbidang studi dan antarbidang studi.  Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan.  Sebagai contoh: menulis diintegrasikan  dengan berbicara dan membaca.  Adapun antarbidang studi artinya pengintegrasian materi dari beberapa bidang studi.  Sebagai contoh: antara bahasa Indonesia  dengan matematika atau dengan bidang studi lain.
4. Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan.  Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa.   Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
5. Metode Konstruktivistik
Asumsi sentral metode konstruktivistik yaitu mencar ilmu itu menemukan.  Artinya, meskipun guru memberikan sesuatu kepada siswa, mereka melaksanakan proses mental atau kerja otak atas isu itu biar isu tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka.  Konstruktivistik dimulai dari persoalan yang sering muncul dari siswa sendiri dan selanjutnya membantu siswa menuntaskan dan menemukan langkah-langkah pemecahan persoalan tersebut.
6. Metode Kontekstual
Pembelajaran dengan memakai metode ini akan mempermudah dalam pembelajaran menulis, yakni konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dengan kehidupan pembelajaran yang memotivasi siswa biar menghubungkan pengetahuan dan penerapannya dengan kehidupan sehari-hari.  Metode ini sanggup diterapkan dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi.  Siswa sanggup mencar ilmu dalam situasi dunia  nyata, tidak dalam dunia awang-awang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran keterampilan berbahasa di sekolah. Pada ketika pembelajaran tersebut, terdapat hambatan yang dihadapi siswa.  Salah satunya yaitu bahwa siswa sangat kesulitan dalam mengungkapkan pikiran, ide, pengalaman, atau perasaannya ke dalam bentuk tulisan.  Oleh lantaran itu, berdasarkan hal tersebut, guru sanggup menggunakan  metode-metode yang menjadi metode alternatif dalam pembelajaran menulis, seperti: metode langsung, metode komunikatif, metode integratif, metode tematik, metode konstruktivistik, atau metode kontekstual.  Selain itu, sanggup dipergunakan pula metode yang mutakhir, seperti: community language learning, metode suggestopedy, metode physical response, atau metode the silent way. Diharapkan dengan penggunaan metode tersebut sanggup meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis.

B. Kritik dan Saran
Demikianlah makalah yang dibentuk dari kelompok kami mengenai keterampilan menulis di sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini, dan kami harap para pembaca mau memberi kritik dan saran biar makalah ini lebih sempurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar