Minggu, 05 Januari 2020

Materi Organisasi Nahdhotul Ulama Lengkap



LATAR BELAKANG BERDIRINYA NAHDLATUL ULAMA'
Pada tahun 1914 KH. Abdul Wahab Hasbullah pulang dari Mekkah sehabis bertahun-tahun mencar ilmu di sana. Beliau populer ulama yang sangat dinamis dan memiliki impian untuk mempersatukan umat Islam dalam suatu perkumpulan / organisasi keagamaan. Untuk mewujudkan hal itu, ia menggandeng ulama yang sangat Kharismatik, yaitu KH. Hasyim Asy'ary Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang (Jatim). Kedua Ulama ini mencoba untuk mengorganisir dan memberi wadah serta mempersatukan umat Islam (tradisionalis) di Indonesia . Untuk mewujudkan hal tersebut ditempuh langkah-langkah :

1.   Pada tahun 1916 Kyai Wahab mendirikan Madrasah "Jam'iyatul Nahdlotul Wathon " di Surabaya. Madrasah ini berkembang dengan pesat dan membuka cabang di Semarang, Malang, Sidoarjo, Gresik, Lawang, Pasuruan, dan lain-lain.
2.   Pada tahun 1919 berdiri " TASWIRUL AFKAR", sebuah madrasah dan lembaga diskusi keagamaan yang tujuan utamanya memberi tempat untuk mengaji dan mencar ilmu serta untuk membela kepentingan Islam.
3.   Pada tahun 1924 berdiri organisasi "Syubhanul Wathon" (pemuda tanah air), organisasi ini memiliki kegiatan membahas masalah agama, dakwah, peningkatan pengetahuan bagi anggotanya, dan lain-lain.
Pada tahun 1926 akan disenggarakan Kongres Islam sedunia di Makkah yang diikuti perwakilan dari organisasi-organisasi Islam di dunia. Pada tanggal 16 Rajab 1344 H / 31 Januari 1926 KH. A. Wahab Hasbullah membentuk suatu komite yang berjulukan Komite Hijaz yang beranggotakan para alim ulama dari banyak sekali kawasan guna mengikuti Kongres tersebut. Dalam rapat/sidang komite hijaz tersebut menetapkan dua hal, yaitu :
1. Meresmikan dan mengukuhkan Komite Hijaz dengan masa kerja samapai delegasi yang akan dikirim menemui Raja Ibnu Saud dan mengirim delegasi ke Kongres Islam di Makkah. Adapun yang dikirim ialah KH. Wahab Hasbullah dan Syeikh Ahamad Ghunaim al Mishri.
2. Membentuk sebuah Jam'iyyah (Organisasi) yang berjulukan NAHDLATUL ULAMA' . Dengan tujuan untuk membina terwujudnya masyarkat Islam berdasarkan aqidah atau faham Ahlusunnah wal Jama'ah (ASWAJA). Mayoritas anggota NU berada di Jawa, khususnya Jatim, sepanjang pantura Jateng, Cirebon, dan Banten. Adapun diluar Jawa mencakup : Banjar (Kalimantan Selatan) ,Batak Mandailing (Sumut), Bugis (Sulsel), Sasak dan Sumbawa (NTB). Cabang tersebut berdiri pada kurun waktu 1930-1940. Kiprah NU yang paling menonjol ialah dibidang pendidikan, jumlah madrasah meningikat pesat pada waktu 1920-1930-an. Untuk mengkoordinasikan kegiatan pendidikan tersebut dibuat Lembaga Pendidikan Ma'arif pada tahun 1938.

B.  TOKOH-TOKOH PENDIRI NAHDLATUL ULAMA'
Adapun tokoh besar pengurus NU ialah :
1. KH. Hasyim Asy'ari (1871-1947) Jombang
2. KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971) Jombang
3. KH.Bisyri Sansoeri (1886 – 1962 ) Jombang
4. KH. Ridwan Abdullah (1884 -1962) Semarang
5. KH. Asnawi (1861-1959) Kudus
6. KH. Ma'sum (1870-1972) Lasem
7. KH. Nawawi, Pasuruan
8. KH. Nahrowi, Malang
9. KH. Alwi Abdul Aziz, Surabaya

C.  NAMA DAN LAMBANG NU
Nahdlatul Ulama ialah organisasi social keagamaan (Jam'iyyah Diniyah Islamiyah) yang berhaluan (faham) Ahulusunnah wal Jamaah. Secara harfiah terdiri dari kata Nahdlah : Bangkit/Kebangkitan dan 'Ulama : Orang-orang yang hebat agama, Kaprikornus Nahdaltul Ulama berarti kebangkitan para alim- ulama.
Nama NU usulkan oleh KH. Alwi Abdul Aziz dari Surabaya. Lambang NU berupa :
1. Gambar bola Dunia atau Bumi yang mengingatkan insan itu berasal dari tanah dan kembali ke tanah.
2. Dilingkari Tali Tersimpul yang melambangkan ukhuwah atau persatuan, dan ikatanya melambangkan relasi dengan Allah SWT.
3. Dikelilingi sembilan Bintang,
·         Lima bintang di atas katulistiwa, satu bintang besar melambangkan Nabi Muhammad SAW, sedangkan empat bintang dibawahnya melambangkan empat shahabat (Khulafaur Rosyidin).
·         Empat bintang di bawah garis katulistiwa, melambangkan empat madzhab.
·         Disamping itu jumlah seluruh bintang sembalian juga melambangkan wali songo. Kaprikornus Nabi SAW, Shahabat, Imam Madzhab, dan wali songo yang akan menunjukkan sinar dan petunjuk jalan yang benar.
4.   Tulisan Nahdlatul Ulama dalam abjad Arab yang melintang dari sebelah kanan bola dunia. Semua jenis lambang tersebut dilatarbelakangi warna putih di atas warna hijau. Warna putih melambangkan kesucian dan warna hijau melambangkan kesuburan. Lambang ini diciptakan oleh KH. Ridwan Abdullah dari Surabaya sehabis ia melaksanakan shalat Istikharah.

D.  SISTEM KEORGANISASIAN NU
Kepengurusan NU terdiri dari tiga bagian, yaitu ;
1. Mustasyar; Penasehat yang secara kolektif menunjukkan nasehat kepada pengurus NU berdasarkan tingkatannya dalam rangka menjaga kemurnian, khothah nahdliyah, agama, dan menuntaskan persengketaan.
2. Syuriyah; merupakan pemimpin tertinggi NU yang berfungsi pemembina, pengendali, pengawas, dan penetu kebijakan dalam perjuangan mewujudkan tujuan organisasi. Tanfidziyah.
3. Tanfidziyah; pelaksana harian organisasi NU yang bertugas :
·         Memimipin jalanya organisasi
·         Melaksanakan kegiatan NU
·         Memahami dan mengawasi kegiatan semua perangkat organisasi dibawahnya.
·         Menyampaikan laporan secara pereodik kepada syuriyah perihal pelaksanaan tugas.

E. TINGKAT KEPENGURUSAN
1. Pengurus Besar NU (PBNU)
Pengurus besar ialah kepengurusan NU ditingkat sentra dan berkedudukan di Ibu kota negara Indonesia. Pengurus besar merupakan penganggung jawab kebijakan dalam pengendalian organisasi dan pelaksanaan keputusan muktamar.
2. Pengurus Wilayah NU (PWNU)
Pengurus Wilayah ialah kepengurusan ditingkat provinsi yang berkedudukan di Ibu kota Propinsi.
3. Pengurus Cabang NU (PCNU)
Pengurus Cabang ialah kepengurusan U ditingkat kabupaten/kota yang berkedudukan ditingkat kabupaten
4. Pengurus Majlis Wakil Cabang (MWCNU)
Pengurus MWC ialah kepengurusan ditingkat kecamatan atau kawasan yang disamakan
5. Pengurus Ranting NU (PRNU)
 Pengurus Ranting ialah kepengurusan NU ditingkat Desa/Kelurahan atau kawasan yang disamakan.

F. SISTEM PERMUSYAWARATAN
Lembaga permusyawaratan NU mencakup :
1. Muktamar Lembaga permusyawaratan tertinggi dalam NU, diadakan selambat-lambatnya sekali dalam lima tahun, dilaksanakan oleh PBNU yang dihadiri oleh Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, dan Pengurus Cabang seluruh Indonesia, serta para ulama dan undangan dari tenaga ahlu yang berkompeten. Muktamar membahas persoalan-persoalan sosial dan agama, kegiatan pembangunan NU, laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar, menetaptkan AD/ART, serta menentukan penguru PBNU yang baru.
2. Musyawarah Nasional alim Ulama Musyawarah alim ulama ialah musyawarah yang diselenggarakan para alim ulama oleh Pengurus Besar Syuriyah, satu kali dalam satu pereode untuk membahas masalah-masalah agama.
3. Konfensi Besar Konfrensi Besar dilaksanakan oleh pengurus Besar atas seruan sekurang-kurangnya separuh dari jumlah pengurus Wilayah yang sah. Konfrensi Besar dilaksanakan untuk membahas keputusan muktamar, mengkaji perkembangan organisasi, dan membahas social keagamaan.
4. Konfrensi Wilayah Konfrensi Wilayah dilaksanakan lima tahun sekali yang dihadiri pengurus wilayah dan utusan-utusan cabang untuk membahas pertanggungjawaban pengurus Wilayah, menyusun kegiatan kerja, membahas masalah keagamaan dan social, serta menentukan pengurus PWNU yang baru.
5. Konfrensi Cabang Konfrensi Cabang dilaksanakan lima tahun sekali yang dihadiri pengurus Cabang dan utusan dari Pengurus MWC dan Ranting untuk membahas pertanggungjawaban pengurus Cabang menyusun kegiatan kerja, membahas masalah keagamaan dan social, serta menentukan PCNU yang baru.
6. Konfrensi Majlis Wakil Cabang Konfrensi MWC lima tahun sekali yang dihadiri pengurus MWC dan ranting, untuk membahas pertanggungjawaban pengurus MWC, menyusun kegiatan kerja, membahas masalah keagamaan dan social, serta menentukan pengurus MWC yang baru.
7. Rapat anggota Rapat anggota dilaksanakan lima tahun sekali yang dihadiri pengurus ranting untuk membahas pertanggungjawaban pengurus Ranting, menyusun kegiatan kerja, membahas masalah keagamaan dan social, serta menentukan pengurus PRNU yang baru.


G. PERANGKAT ORGANISASI NU
1. Lembaga Perangkat organisasi yang berfungsi pelaksana kebijakan NU yang berkaitan dengan satu bidang tertentu. Adapun lembaga-lembaga NU meliputi: - Lembaga Dakwah NU (LDNU)
o   Lembaga Pendidikan Ma'arif NU (LP Ma'arif NU)
o   Lembaga Sosial Mabarut NU (LSMNU)
o   Lembaga Perekonomian NU (LPNU)
o   Lembaga Pembangunan dan Pengembangan Pertanian (LP2NU)
o   Rabithah Ma'ahid al Islamiah (RMI); Pengembangan bidang Pondok Pesantren
o   Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKKNU)
o   Ha'iyah Ta'miril Masjid Indonesia (HTMI)
o   Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (LAKPESDAM)
o   Lembaga Seni Budaya NU (LSBNU)
o   Lembaga Pengembangan Tenaga Kerja NU (LPTKNU)
o   Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum NU (LPBHNU)- Lembaga Pencak Silat (LPS)
o   Jam'iyyah Qura wal Huffadz (JQH): Bidang Pengembanga Tilawah, Metode pengajaran dan penghafalan Al-qur'an.
2. Lajnah Perangkat Organisasi NU untuk melaksanakan kegiatan yang memerlukan penanganan khusus. Lajnah NU meliputi:
-   Lajnah Falakiyah: bertugas menangani Hisab dan Ru'yah
- Lajnah Ta'lif wa Nasyr: bertugas menangani penerjemah, penyusunan, dan penyebaran kitab-kitab. - Lajnah Auqaf: bertugas menghimpun, mengurus, dan mengelola tanah serta bangunan yang diwaqafkan.
- Lajnah Zakat Infaq dan Shodaqoh: bertugas menghimpun, mengelola, dan mentsharafkan zakat, infaq dan sedekah.
-   Lajnah Bahtul Masail Diniyah: bertugas menghimpun, membahas, dan memecahkan masalah-masalah yang maudlu'iyah dan waq'iyah yang segera mendapat kepastian hukum.
3. Badan Otonam Perangkat organisasi NU yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu, dan beranggotakan perseorangan. Badan otonom berhak mengatur kepengurusan dan rumah tangganya sendiri yang ditetapkan melalui kongres. Badan Otonom dalam NU adalah
- Jam'iyah Ahli Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah, Badan Otonom yang menghimpun pengikut thariqah di lingkungan NU
-   Muslimat NU: Badan Otonom yang menghimpun anggota wanita NU
-   Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor): Badan Otonom yang menghimpun perjaka NU.
-   Ikatan pelajar NU (IPNU): Badan Otonom yang menghimpun pelajar dan santri laki-laki.
-  Ikatan Pelajar putri NU (IPPNU): Badan Otonom yang menghimpun pelajar dan santri perempuan.
-  Ikatan Sarjana NU (ISNU): Badan Otonom yang menghimpun para sarjana dan kaum intelek NU.

H. KEANGGOTAAN NU
Keanggotaan NU sanggup diklasifikasi menjadi :
1. Anggota Biasa Setiap warga Negara Indonesia yang beragama Islam yang beragama Islam, menganut salah satu madzhab empat, baligh, mengetahui aqidah, asas, tujuan, usaha-usaha, dan sanggup melaksanakan semua keputusan NU.
2. Anggota luar Biasa Setiap orang beragama Islam, baliq, menyetujui akidah, asas, tujuan, usaha-usaha NU, namun yang bersangkutan berdomisili secara tetap di luar wilayah Indonesia.
3. Anggota Kehormatan Setiap orang yang bukan anggota biasa atau luar biasa yang dianggap telah berjasa kepada NU dan ditetapkan dalam keputusan pengurus besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar